Friday, July 27, 2018

Cara Budidaya Jagung Tumpangsari Dengan Tanaman Lain

Tumpangsari adalah sebuah invoasi pertanian dengan memanfaatkan keterbatasan lahan untuk menanam beberapa jenis tanaman sekaligus. Prinsipnya adalah dengan menanam tanaman lain pada sela-sela tanaman utama, sehingga tidak ada lahan yang dibiarkan kosong. Salah satu tanaman yang cukup populer dijadikan tanaman tumpang sari adalah tanaman jagung. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman tumpangsari pada lahan jagung, beberapa diantaranya akan dibahas pada artikel ini.

Sebelum pembahasan lebih lanjut tentang tumpang sari jagung, ada baiknya kita mengetahui dulu proses budidaya tanaman palawija ini untuk tumpang sari. Ada beberapa beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum memutuskan menanam tanaman lain pada lahan budidaya jagung anda.

budidaya jagung sistem tumpangsari

Proses Budidaya Tanaman Jagung Tumpang sari

Jagung merupakan tanaman yang masuk dalam jenis palawija, meski banyak juga yang membudidayakan jagung sebagai tanaman utama mereka. Jagung memiliki akar serabut dengan 3 tipe akar, yaitu akar seminimal, akar, adventif dan akar udara.

Akar seminimal adalah akar yang tumbuh dari radikula dan embrio jagung. Sementara Akar adventif atau biasa disebut akar tunjang adalah akar yang tumbuh dari buku paling bawah, berada sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sedangkan akar udara adalah akar yang berada diluar tanah, biasanya tumbuh pada buku kedua (atau lebih) buku tang berada dipermukaan tanah. Untuk proses pembudidayaan jagung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Pemilihan bibit

Untuk memilih bibit yang baik anda dapat melihat standar mutu pada benih tersebut yang biasanya tertera pada kemasan (jika anda membeli di toko). Selain itu anda dapat melihat warna benih, campuran fisik dan perkecambahan benih tersebut. Secara umum, benih jagung dengan mutu yang baik ditandai dengan beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
  • Memiliki daya tumbuh lebih dari 90%
  • Tidak tercampur dengan benih dari varietas lain
  • Tidak mengandung kotoran
  • Terbebas dari hama dan penyakit
  • Sehat dan bernas
  • Tampilan mengkilap dan tidak keriput

Untuk memastikan mutu benih yang berkualitas dan memiliki ciri seperti diatas adalah benih bersertifikat. Benih bersertifikat adalah benih yang terjamin dari satu varietas yang jelas, sistem produksi benih dengan pengawasan, serta sudah memenuhi standar sertifikasi benih baik dilapangan maupun laboratorium. Benih jagung bersertifikat bisa anda dapatkan di beberapa pada toko pertanian.

Penyiapan Benih Sebelum Ditanam

Sebelum membeli benih jagung dipasaran ataupun memproduksi benih sendiri, pastikan benih tersebut sesuai dengan kondisi lahan serta iklim tempat penanaman berlangsung. Untuk satu hektar lahan biasanya dibutuhkan sekitar 15-25 Kg benih. Sebelum melakukan penanaman benih, sebaiknya benih dicampur dengan fungisida seperti Benlate dan Ridomil agar terhindar akan serangan jamur.

Dan untuk menangkal serangan dari dari hama penggangu seperti lalat bibit atau ulat agrotis, bibit dapat ditanam bersama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3G. Dosis penggunaan fungisida maupun insektisida, dapat mengikuti petunjuk yang terdapat pada kemasan.

Penyimpanan Benih Jagung

Terkadang kita memproduksi benih atau membeli bibit melebihi dari yang kita butuhkan. Pada saat penanaman ternyata lahan yang kita miliki tidak dapat menampung semua benih yang kita punya. Maka pilihannya adalah dengan menyimpan benih tersebut untuk periode penanaman berikutnya. Proses penyimpanan benih tidak dapat dilakukan sebararangan guna menjaga mutu benih agar tidak menurun saat ditanam selanjutnya.

Proses penyimpanan benih yang baik tidaklah terlalu sulit dibandingkan penyimpanan benih tanaman lain. Faktor terpenting dalam penyimpanan benih jagung adalah benih harus dalam kondisi kering dengan kadar air tidak lebih dari 14%. Untuk suhu ruangan yang diperlukan adalah sekitar 40 derajat Celcius, dengan kondisi tersebut benih jagung dapat bertahan selama 2-3 tahun dengan penuruan mutu yang sangat minimal.

Pengolahan Media Tanam

Pengolahan media tanam atau tanah bertujuan untuk kondisi media tanam dalam keadaan baik, selain itu juga untuk mempersiapkan tingkat kegemburan tanah untuk perkembangan akar jagung. Untuk pengolahan media tanam, umumnya dilakukan dengan cara membersihkan tanah dan membuat lubang tanam sedalam 5-8 cm. Namun untuk menghemat biaya produksi dan waktu penanaman, beberpa petani juga melakukan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT).

Jarak Tanam

Mengatur jarak tanam menjadi salah satu faktor penting dalam budidaya jagung. Semakin optimal kita dalam menentukan jarak tanam, maka hasil yang didapat pun akan semakin maksimal. Banyak petani yang memanfaatkan jarak tanam antar tumbuhan jagung dengan menanam tanaman lain atau istilahnya tumpangsari. Tanaman yang cukup populer dijadikan tumpangsari jagung adalah singkong dan padi.
Salah satu alasan sistem tumpangsari adalah, apabila salah satu jenis tanam mengalami gagal panen maka akan terganti dengan tanaman lain. jarak tanam yang biasa dilakukan pada sistem tumpang sari adalah 100 x 100 dan 100 x 150, bergantung pada komoditi komoditi tanaman yang ditumpangsari kan.
tumpangsari jagung

Cana menanam jagung adalah dengan cara membuat lubang dengan kedalam 5-10cm, bergantung pada kelmbaban tanah. Dalam setiap lubang diberi 2-3 butir benih jika lokasi lahan berupa tanah yang kering. Tumpangsari jagung dan padi gogo dapat ditanam secara bersamaan, dan ketika jagung berumur 1 bulan dapat ditanam dengan singkong.

Pemeliharaan Jangung Tupangsari

Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk pemeliharaan tanaman jagung tumpang sari, diantaranya :

1. Penyulaman

Penyulaman adalah proses mengganti tanaman jagung yang mati atau layu dengan tanaman yang baru. Penyulaman bertujuan untuk menjaga populasi batang tanaman agar tetap dalam jumlah yang diinginkan. Namun penyulaman hanya dapat dilakukan pada tanaman yang berumur kurang dari 2 minggu.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara embuang atau membersihkan gulma yang tumbuh pada sekitaran batang tanaman. Pembersihan gulma ini untuuk memastikan agar pertumbuhan tanaman tumpang sari tidak terganggu karena nutrisi yang dicuri oleh gulma. Perlu diketahui bahwa akar jagung tumbuh secara dangkal didalam tanah, untuk itu pada saat proses penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar.

3. Pemupukan

Dalam pertumbuhannya, tanaman jagung memerlukan unsur hara yang cukup agar pertumbuhannya tidak terganggu. Pemupukan mesti dilakukan dengan tepat, baik dari jenis pupuk maupun dosis yang diberikan. Dampak pemupukan yang tepat dapat memberi hasil yang positif seperti :
  • Mempertahankan keseimbangan unsur hara dalam tanah.
  • Meningkatkan daya ikat tanah dan air, sehingga tanaman lebih subur.
  • Meningkatkan produksi tanaman dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pupuk untuk jagung dapat diberikan berupa pupuk kandang maupun pupuk anorganik seperti Urea, SP-36, KCl dan Fhoska. Pemberian pupuk dilakukan 2 kali, yaitu pada saat umur 10 hari dan pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat usia jagung 40 hari.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dapat dikatakan sudah dilakukan mulai dari pembibitan jagung. Hal ini untuk memastikan tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik den memberikan hasil yang maksimal. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sedangkan penggunaan pestisida dapat dilakukan jika dibutuhkan.

Selain penggunaan varieatas bibit yang tahan hama serta sanitasi lingkungan, pengeluaran biaya untuk pembelian pestisida dapat ditekan. Pertanian dengan prinsip Pengendalian hama Terpadu (PHT) dapat menjaga lingkungan serta menghemat biaya produksi tanpa mengurangi hasil panen.

Masa Panen

Kedua proses ini juga tak kalah penting adalan budidaya jagung dengan sistem tumpangsari. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses panen jagung :

1. Waktu Panen Jagung

Waktu panen jagung ditentukan dari jenis buah yang ingin dihasilkan. Untuk mendapatkan buah dengan biji kering, panen dapat dilakukan pada saat berumur 103 hari atau ketika bulir jagung sudah membentuk lapisan hitam.  Namun untuk menhasilkan panen berupa jagung manis, waktu panen biasanya lebih singkat sekitar umur 63 - 67 hari setelah penanaman.

2. Tanda Jagung Yang Siap Panen

  • Kelobot atau kulit buah jagung sudah mulai mengering
  • Warna buah sudah menguning
  • Apabila dikupas bulir jagung terlihat mengkilap dan keras
  • Bila ditekan dengan kuku, tidak meninggalkan bekas

Pasca Panen

Setelah buah jagung dipetik dari batangnya, selanjutnya dilakukan pengupasan dan pemipilan bata jagung. Pengupasan juga dapat dilkukan pada saat buah masih menempel atau belum dipetik dari batangnya, tujuannya untuk mengurangi kadar air dalam tongkol jagung.

Setelah proses pengupasan selanjutnya dilakukan pemipilan atau pelepasan biji dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan menggunakan alat pemipil jagung untuk skala yang lebih besar. Biji yang sudah dipipil selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari sampai mengering. Biji jagung yang baik adalah yang memiliki kadar air kurang dari 14%, namun beberapa petani terkadang mengabaikan tingkat kadar air ini. Hal ini tentu membuat harga biji jagung menjadi turun dan merusak harga pasaran.

Untuk pengemasan biji jagung, diusahakan untuk memilih biji dengan ukuran dan bentuk yang seragam. Selain itu kebersihan biji juga perlu diperhatikan dengan cara memastikan tidak ada kotoran yang ikut tercampur dalam biji jagung. Pembersihan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan alat. Biji yang bersih selanjutnya di kemas dengan berat menyesuaikan permintaan pasar, umumnya sekitar 50 - 70 Kg per karungnya.

No comments:

Post a Comment