Saturday, July 28, 2018

Panduan Praktis Tumpangsari Bawang Merah dan Cabai

Bawang merah dan Cabai merupakan 2 jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Ini dikarenakan kedua bahan masakan ini begitu banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tak heran jika dalam momen-momen tertentu seperti hari raya kedua tanaman ini mengalami kenaikan harga. Namun terkadang para petani sering mengeluhkan lesunya hasil panen dari bawang merah, peurunan hasil panen ini tentu saja dipengaruhi banyak faktor.

Melihat permasalahan ini, munculah ide dalam menggabungkan 2 jenis tanaman dalam satu lahan atau populer disebut tumpangsari. Idenya adalah dengan menanam tanaman cabai pada sela-sela tanaman bawang merah atau sebaliknya. Terbukti kedua tanaman ini bisa dibudidayakan secara bersama dalam 1 lahan. Untuk anda yang ingin mencobanya, mungkin beberapa panduan dasar dibawah ini bisa menambah pengetahuan sebelum memulai tumpang sari bawang merah dan cabai.

tumpang sari cabai dan bawang merah

Tumpangsari Cabai dan Bawang Merah

Tumpangsari cabai dan bawang merah tidaklah terlalu sulit untuk dilakukan. Proses budidaya kedua bahan pangan ini pun terbilang sama dengan proses pembudidayaan jenis tanaman lain pada umumnya. Untuk lebih jelas tentang proses budidaya mulai dari pengolahan lahan hingga panen, dapat anda simak pada pembahasan ini.

Pengolahan Lahan

Seperti pada tumpangsari tanaman jagung, pengolahan lahan juga dilakukan dengan cara membersihkan tanah dari rumput dan gulma. Selanjutnya tanah digemburkan dan dibuat bedengan selebar 1,2 meter dengan jarak antar bedngan sekitar 25 cm. Setelah itu diberikan pupuk dasar seperti kompos atau pun TSP/SP-36 dengan dosis menyesuaikan besaran lahan. Untuk pemberian pupuk dasar ini dapat dilakukan 3 hari sebelum masa tanam.

Pembibitan

Bibit bawang merah

Pemilihan bibit yang tepat tentu akan menghasilkan panen yang maksimal. Salah satu bibit yang berkualitas serta tahan hama adalah dari varietas Ampenan. Jangan memilih bibit secara sembarangan, jika tidak ingin mendapat hasil yang tidak sesuai harapan. Bibit dapat diperoleh dari toko pertanian.

Bibit Cabai

Untuk medapatkan bibit cabai dapat dibeli langsung pada toko pertanian atau dengan membuat sendiri dari panen sebelumnya. Untuk proses pembuatan bibit dapat dilakukan dengan cara membelah cabai secara membujur, lalu mengeluarkan biji nya dan dijemur hingga kering. Varietas cabai yang baik untuk dijadikan bibit adalah varietas Hibrida.

Proses Penanaman

Waktu Penanaman

Untuk waktu yang tepat melakukan penanaman tumpangsari cabai dan bawang merah adalah di penghujung musim hujan. Ini dikarenakan kedua jenis tanaman ini rangat rentan jika terendam air hujan, terutama bawang merah. Selain itu juga guna memastikan tanaman mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup.

Jarak Tanam

Untuk penanaman tumpangsari cabai dan bawang merah, tanaman pertama yang harus ditanam adalah cabai. Cara penanamannya adalah dengan membuat lubang pada bedengan dengan jarak 60 x 50 cm. Setelah itu disiram dengan menggunakan air yang terdapat pada parit diantara bedengan, lalu dilakukan penyemprotan pestisida guna mencegah serangan hama.
Setelah 3 hari, selanjutnya dilakukan penanaman bawang merah dengan jarak tanam 20 x 10 cm. Pastikan ketika menaman benih bawang, bagian pangkalnya berada diposisi bawah. Penanaman dilakukan dengan mengubur 2/3 bagian benih.

Perawatan Tanaman

Untuk melakukan perawatan dam pemeliharaan pada sitem tumpang sari cabai dan bawang merah, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Pemupikan tanaman

Pemupukan dapat dilakukan sebanyak 3kali dalam satu periode penanaman. Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk kandang maupun pupuk buatan dengan dosis mengikuti petunjuk pada kemasan. Pemupukan dilakukan bertahap selam 3 kali, yaitu pemupukan dasar saat pengolahan tanah, serta pemupukan susulan pada usia 20 hari dan terakhir pada saat berumur 40 hari.

Penyiangan dan Pengairan

Penyiangan juga perlu dilakuakn guna memastikan tidak ada tumbuhan pengganggu pada sekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma pengganggu atau pun dengan cangkul secara hati-hati. penyiangan dapat dilakukan dua kali pada saat umut 10-15 hari dan pada saat sebelum melakukan pemupukan susulan yaitu umur 30-35 hari.
Penyiraman dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Kedua jenis tanaman tersebut menyukai air yang banyak. Meski begitu, tanaman tersebut tidak tahan dengan air tergenang. Jadi pengairan dilakukan jangan sampai membuat genangan pada lahan.

Pengedalian Hama dan Penyakit

Pada budidaya dengan sistem tumpangsari, penggunaan pestisida hanya dilakukan jika tanaman terserang hama. Beberapa jebis hama yang kerap menyerang tanaman bawang merah adalah Ulat dan Lekor. Sedangkan pada tanaman cabai, hama yang biasa menyerang adalah Ulat daun, Ulat grayuh dan ulat tanah. Untuk penyakit yang sering muncul seperti Antraknosa, Fusarium, Pitium, Bercak daun dan Keriting daun.

Proses Panen

Panen cabai dapat dilakuak setiap 3 hari sekali, dengan cara memetik buah yang sudah mulai merah. Namun pada awal masa panen sampai panen kelima, biasanya buah yang dihasilkan belum begitu banyak. Tanaman cabai biasanya berbuah maksimal ketika panen keenam hingga kedelapan, selanjutnya produksi akan semakin menurun kembali. Dalam sekali penanaman, cabai dapat dipetik atau dipanen sebanyak 15 kali.

Setelah panen ke-15, tanaman cabai akan memasuki fase trubus yaitu waktu tananam berbunga  dan mulai berbuah kembali. Masa trubus biasanya terjadi selama 30 hari, dan panen buah setelah masa trubus ini dilakukan sebelum buah berwarna merah. Ini dikarenakan setelah masa trubus, tanaman cabai lebih rentan terserang hama dan penyakit sehingga pemanenan dilakukan lebih awal.

Buah yang terjadi setelah masa trubus ini adalah buah terakhir. Artinya setelah buah itu habis, maka tanaman cabai tidak akan berproduksi lagi. Solusinya adalah dengan menggantikan tanaman yang sudah tidak produktif denan tanaman yang baru. Masa produksi tanaman cabai adalah selama 6 bulan.

No comments:

Post a Comment