Saturday, July 28, 2018

Perbedaan Herbisida Sistemik dengan Herbisida Kontak

Klasifikasi herbisida berdasarkan cara kerja translokasi didalam tubuh tumbuhan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu herbisida kontan dan herbisida sistemik. Pada kesempatan kali ini, sedikit akan dibahas tentang perbedaan cara kerja dari kedua herbisida tersebut. Dengan mengetahui cara kerjanya kita jadi lebih memahami efek yang ditimbulkan pada tanaman saat kita memberikan herbisida tersebut.

Jenis dan Klasifikasi Herbisida Berdasarkan Cara Kerjanya

Herbisida Kontak

Herbisida kontak adalah herbisida yang mengendalikan gulma, dengan cara membunuh pada bagian gulma yang terkena herbisida ini secara langsung. Herbisida kontak sangat cocok bagi anda yang menginginkan gulma cepat layu dan mati. Cara kerjanya yaitu dengan mematikan jaringan-jaringan yang mengalami kontak langsung dengan herbisida ini, terutama pada bagian yang hijau.

herbisida kontak dan herbisida sistemik


Jenis gulma dengan perakaran yang tidak luas sangat cocok dibasmi dengan herbisida kontak. Bahan aktif yang terkandung dalam herbisida ini tidak dapat di translokasikan kebagian tubuh gulma lainnya. Agar bahan aktif tersebut dapat menyebar secara merata pada bagian gulma, diperlukan pelarut berupa air dengan dosis yang lebih besar dari herbisida sistemik.

Salah satu kelemahan menggunakan jenis herbisida kontak adalah gulma dapat dengan cepat datang kembali. Ini dikarenakan bagian gulma yang mati hanya pada bagian yang terkena semprotan saja. Sedangkan bagian bawah seperti akar tidak terpengaruh oleh efek herbisida ini. Tentu saja hal ini membuat herbisida dapat dengan mudah tumbuh kebali.

Herbisida Sistemik 

Herbisida sistemik adalah herbisida yang bekerja dengan cara masuk kedalam jaringan dan menyebar menuju seluruh bagian tubuh gulma. Efek yang ditimbulkan oleh herbisida ini biasanya akan cepat terlihat pada bagian daun yang berwarna hijau. Biasanya dalam 2-3 jam setelah penyemprotan, gulma akan terlihat layu dan mati dalam waktu 3 hari. Namun efek ini hanya semetara, gulma akan muncul kembali biasanya antara 2-3 minggu kemudian.

Dampak herbisida sistemik terhadap gulma memang lebih bertahan lama dibanding dengan herbisida kontak. Herbisida ini akan masuk kedalam jaringan tubuh dan mentranslokasikan bahan aktif keseluruh bagian gulma. Baian utama yang diserang adalah bagian yang aktif berfotosintesis seperti daun, pucuk dan tunas. Selain itu bahan aktifnya juga akan melumpuhkan akar gulma sehingga gulma akan mulai layu dan mati.

Yang menjadi kelebihan dari herbisida sistemik adalah proses munculnya kembali gulma yang relatif lebih lama. Selain itu, penggunaan herbisida sistemik dapat menghemat waktu, tenaga dan juga biaya. Untuk penggunaannya cukup diberi sedikit air sebagai pelarut agar tidak terlalu kental saat dilakukan penyemprotan.

Beberapa hala yang perlu diperhatikan sebelum pemberian jenis pestisida ini adalah faktor cuaca. Pastikan penyemprotan dilakukan pada saat cuaca cerah dan kemungkinan terjadi hujan sangat kecil. Selain itu area yang akan disemprot mesti dalam keadaan kering dan gunakan air bersih sebagai pelarutnya.

Beberapa contoh herbisida yang cukup mudah ditemukan dipasaran adalah Round up, Sulfosat, Glifosat, Polaris dall. Penggunaan herbisida sistemik juga dapat dicampur dengan 2,4D amina maupun dengan herbisida metsulfuron.

No comments:

Post a Comment